hempaskan saja,
remah semua,
kata-kata mabuk yang sampai padamu. kata-kata yang muluk, yang merunduk buatmu. sebab jujur rasa, janganlah tunduk pada dusta. apalagi takluk pada iba yang papa.
dari bermisal-misal yang menumpuk di kepala, tak pernah ia berharap tidak darimu.
namun,
bila tak ada ya dalam lipatan kata, yang tersimpan dalam ruang tunggu. ataupun sebuah kosa tunda, yang menanti ragu dalam jenak yang kelu. jangan pernah kau cari lagi. cukupi saja ia dengan tidak yang tentu. bukan ya yang bisu.
ia tau meski sakit sungguh. tak selayaknya cinta mengeluh...~karangsati,..0309~
4 comments:
Terkadang cinta atau kata lebih mudah diucapkan melalui tulisan, tidak melalui mulut berbicara...
Hingga kadang pembaca terkecewa, mengapa sang pujangga begitu bisu ketika bertatap muka...
kunjungan
mulut kadang melontarkan kebalikan dari apa yang hati rasakan....tulisanpun tak sejujur tampaknya...jadi????
melowguslow poem....
*salam blogging
Post a Comment